Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Dasawarsa belakangan ini, gaung kemunculan ekonomi Islam yang berasal dari sebuah konsepsi teoritis terus mengelinding menapaki roda percaturan perekonomian modern. Banyak sinyalemen yang dialamatlan seiring dengan kemunculan ekonomi Islam, antara lain system perekonomian konvensional dalam gerak dinamikanya mengalami distorsi nilai.

Selama ini ekonomi konvensional (kapitalisme dan sosialis) sangat jelas mewarnai paradigma pembangunan. Kedua system ekonomi tersebut mendasarkan diri pada obsesi yang sama, yaitu pemenuhan kebutuhan material sebagai ciri utama, terbukanya kran kebebasan bagi manusia untuk mengeksploitasi sumber daya alam (nature resources) dan sumber daya insani (human resources)

Pada tahap-tahap awal perkembanganya, bahkan selama kurang lebih 200 tahun , ilmu

ekonomi dalam perkembanganya mendapat kedudukan yang terhormat diantara ilmu-ilmu social lainnya. Hal ini terjadi lantaran sejak awal kelahirannya, ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu filsafat, khususnya dalam dimensi etika dan moral.

Dalam tahap selanjutnya ilmu ekonomi mengalam degredasi moralitas. Artinya pergeseran fundamental dimana nuansa etika dan moral yang dulu pernah rekat dan menjadi identitas ilmu ekonomi menjadi suatu yang sangat resesif dan kurang berkembang secara baik karena dianggap sebagai rintangan untuk mencapai tujuan dalam kepuasaan material.

Barometer perkembangan ilmu ekonomi kurang (untuk mengatakan tidak ) didasarkan

pada dimensi moral etika. Tetapi lebih pada dimensi positif rasionalis yang hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan pragmatis.

Sebagai ilmu memilih, ilmu ekonomi lahir sebagai sebbagai alat (atool) untuk memecahkan problem-problem yang berkaitan dengan kebutuhan (human needs) yang tidak terbatas dengan tetap mendasar diri pada nila-nilai moral. Etika, dan nilai sosial budaya serta agama.

Artinya ilmu ekonomi tidak hanya melibatkan diri secara moral, tetapi memberikan arahan bagaimana manusia seharusnya mengalokasi sumber-sumber ekonomi yangl angka dan terbatas jumlahnya tersebut secara efisiens kepada masyarakat yang memiliki keragamana kebutuhan dan pendapatan dalam ekonomi.

Islam melalui ajaran utamanya adalah Alqur’an maupun hadist Nabi menegaskan bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk beraneka ragam kemampuanya, baik secar fisik, spiritual, emosional dan bakat. Perbedaan ini menjadis atu prasyarat agar manusia dalam kehidupan sosial ekonominya saling membantu, saling membutuhkan satu sama lain. Demikian juga dalam hal pengelolaan sumber daya alam sebagai sarana pemenuhan kebutuhan dalam eksistensinya sebagaiKhalifah Allah dimuka bumi ini.

Kecenderungan ilmu ekonomi modern yang melepaskan diri dari dari dimensi transedental (etika, moral dan nilai agama) melahirkan konsekuensi diantara ilmu ekonomi menjadi kehilangan relevansinya dengan kenyataan kehidupan manusia. Selain itu kegunaanya yg praktis bagi pemecahan persoalan menjadi sesuatu yang di ragukan.

Dalam uraian selanjutnya kita akan melihat ekonomi Islam dalam berbagai aspek seperti kerangka ontologism, paradigma dan prinsip prinsipnya

A. Ontologi Ekonomi Islam

Dalam memahami kerangka ontologism ilmu ekonomi Islam menggunakan beberapa pendekatan :

Pertama, menilai pengertian ekonomi modern dengan ajaran Islam Ekonomi Islam di definisikanm sebagai ilmu ekonomi dalam sorotan prinsip-prinsip ajaran Islam dengan membawa ilmu ekonomi modern dalam keselerasan Syari’ah Islam

Kedua, mengambil definisi yang paling mutakhir dan paling sedikit di kritik, yang kemudian dikenal dengan ajaran Islam.

Salah satu kerangka definisi ilmu ekonomi yang sangat sedikit mendapat kritikan adalah yg diajukan oleh Lord Robbins yang mengatakan bahwa ekonomi Islam adalah “ suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan dan alat-alat langka yang mengandung pilihan-pilihan penggunaanya dengan syariat”

Ekonom muslim lain merumuskan ontologi ekonomi Islam dengan cara terlebih dahulu mengakomodasi berbagai persyaratan yang menjadii ciri dalam hidup Islam sebagai kegiatan ekonomi menurut Islam adalah kegiatan yang dikendalikan oleh hasrat manusia saja, tetapi dituntun oleh pedoman-pedoman dasar syariah

Ekonomi Islam dipandang memiliki karakteristiksan, keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan peradapan lain. Ekonomi Islam adalah ekonomi Rabbaniyah, Illahiyah, Insaniyah, ekonomi berakhlak, dan ekonomi pertengahan. Nilai-nilai tersebut membawa dampak bagi seluruh segi ekonomi di bidang harta berupa produksi, konsumsi sirkulasi dan distribusikan.

Sebagai ekonomi Illahiyah ekonomi Islam memiliki aspek-aspek transedensi yang sangat

tinggi, suci (holy) yang memadukan nya dengan aspek materi, dunia (provanitas). Titik

tolaknya adalah Allah dant ujuannya untuk mencari Fadl Allah melalui jalan yang tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah.

Sebagai ekonomi kemanusian ekonomi Islam melihat aspek kemanusian tidak bertentangan dengan aspek Illahiyah, menghargai kemanusian adalah bagian dari prinsip Illahiyah yang telah memuliakan anak Adam dan menjadikan nya sebagi khalifah di muka bumi.

Sedangkan sebagai ekonomi pertengahan, ekonomi Islam mendayung antara karang kapitalisme dan sosialisme tapi ia bukan kapitalisme dan sosialisme sendiri. Ruh kapitalis nampak dalam pengkultusan individu, kepentingan pribadi dan kebebasan yang hampi-hampir mutlak dalam kepemilikan pengembangan dan pembelanjaan harta. Perhatian utamanya hanya tertuju pada persaingan dengan lawan dan upaya mengalahkan.

Sementara sosialis atau komunismemuncul untuk menghapus hak milik pribadi dan pembagian barang produksi di sesuaikan dengan kebutuhan individu

B. Paradigma Ekonomi Islam

Paradigma dalam konteks pembahasan inidiartikan sebagai model, teori, persepsi, asumsi, atau kerangka acuan. Paradigma sering disebut perspektif atau pandangan dunia atau aliran /madzhab

Pandangan seseorang dalam suatu Negara terhadap ekonominya sangat ditentukan oleh paradigma ini .kapitalis dan sosialis memandang ekonomi sebagai paradigma tunggal sehingga dianggap lemah jika dipandang dalam paradigma islam

Melalui kelemahan dan kekurangan kedua system tersebut ekonomi Islam dengan

paradigma menampilkan diri sebagai ausath, reformer. Artinya system ekonomi Islam mereformasi kelemahan dan kekurangan dari dua system

yang bersebrangan. Ekonomi islam sebagai penegah antar individu dengan masyarakat, dunia dan akhirat, dan idealisme dan fakta.

Nilai-nilai dasar ini akan membangun kerangka social, legal dan tingkah laku dari system

dalam mencapai tujuan atau hasil tertentu yang memiliki nilai yang diprioritaskan serta menjadi ifestyle yang khas yag bertentangan dengan kapitalis dan sosialis yang memandang ekonomi dari sudut keduniaan atauyang bersifat materi dari kehidupan manusia baik yang menyangkut dasar maupun kebutuhan yang lain.

Berbeda dari system kapitalis dan sosialis Islam memiliki filsafat system yang di dasarkan pada konsep-konsep pokok:

Pertama , semua kekayaan adalah milik Allah dan menurut kepadaNya khalifah hanya mempunyai hak khalifah bukan bersifat absolute

Kedua, semua yang tercipata tunduk kepada Allah termasuk manusia dan memiliki

subtansi hak dan kewajiban yang sama yakni memakmurkan alam, flora dan fauna sebagai sumber manfaat ekonomi dan keindahan bagi umat manusia.

Ketiga, azas filsafat ekonomi Islam yang cukup penting dalam mempengaruhi perilaku

ekonomi manusia menurut segmen atau horizontal waktu dan tempat adalah menyakini

adanya pembalasan sebagai konsekuensi dari kegiatan ekonomi.

Sesuai fungsi utamaIslam membimbing manusia pada jalur yang benar dan arah yang tepat, maka semua aspek yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi harus menyatu

dengan pembangunan manusia umat manusia secara keseluruhan.

C. Prinsip-prinsip Islam

Manusia sebagai agent perubahan social dalam Islam untuk melaksanakan aktivitas ekonomi harus dilandasi oleh kode etik dan nilai-nilai humanitas. Nilai nilai tersebut sangat diperlukan sebagai penompang langkah dan pandangan manusia dalam rangka membangun sumber daya ekonomi dan sumber daya manusia agar sejalan dengan misi dasarnya sebagai khalifah Allah.

Tugas utama khalifah ini adalah memakmurkan bumi dan isinya dan menjadikannya sebagai anak tangga ke Allah.

Misi kekhalifahan ini yang mendasari prinsip-prinsip Islam yang meliputi:

1. Tauhid

Tauhida dalah azas filsafat ekonomi Islam yang menjadi orientasi dasar dari ilmu ekonomi yang paradigmanya relevan dengan nilai logik, etik dan estetik yang dapat difungsionalkan ketengah tingakh laku ekonomi manusia. Tauhid dalam bidang ekonomi

mengantarkan para pelaku ekonomi dalam berkeyakinan bahwa harta benda adalah milik Allah semata.

2. Keseimbangan

Dengan prinsip kesimbangan ini system ekonomi Islam mendesak para pelaku ekonomi agar tidak memaksimumkan kesejahteraan margin sajat etapi mendistribusikan pendapatan secara merata sebagai sebuah pilihan pertama yang paling baik. Melalui prinsip keseimbangan ini pelaku ekonomi juga akan dirangsang rasa sosialnya agar peka memberi sumbangan social kepada yang berhak menerimanya dan memberikan bantuan keuangan kepada pihak lain sehingga tercipta daya beli yang menyemarakan pasar.

3. Kehendak Bebas

Kehendak bebas adalah prinsip yang mengantarkan manusia untuk menyakini bahwa Allah tidak hanya memiliki kebebasan mutlak namun mempunyai sifat Rahman dan Rahim menganugrahkankan kepada manusia untuk bebas memilih jalan yang terbentang antara kebaikan dan keburukan dimana manusis dapat menjalankan kebebasan dalammelakukan kegiatan ekonominya. dalam kerangka Tauhid dan keseimbangan. Dari sini lahir tanggung jawab manusia sebagai individu dan masyarakat. Lahir pula kesadaran social (social awareness).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda....